Mengenal Skripsi di Departemen Farmasi Komunitas UIN Malang
Mengenal Skripsi di Departemen Farmasi Komunitas UIN Malang
Narasumber: apt. Hajar Sugihantoro, M.P.H. dan apt. Ziyana Walidah, M.Farm.
Bagi mahasiswa
Farmasi, khususnya yang telah memasuki semester lima ke atas, istilah “skripsi”
kerap menjadi hal yang menimbulkan kekhawatiran. Banyak mahasiswa merasa
bingung untuk memulai, menentukan topik, maupun memahami mekanisme bimbingan.
Padahal, skripsi merupakan bagian akhir dari proses pembelajaran sarjana yang
justru memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan ilmu,
mengasah keterampilan penelitian, sekaligus membuktikan kematangan akademiknya.
Artikel ini
disusun berdasarkan wawancara bersama dosen Departemen Farmasi Komunitas,
dengan tujuan memberikan gambaran komprehensif mengenai lingkup penelitian,
mekanisme pemilihan judul, kelebihan dan keterbatasan penelitian komunitas,
serta tips agar mahasiswa dapat menyelesaikan skripsi secara efektif.
Jenis-Jenis Penelitian dalam Farmasi Komunitas
1.
Penelitian Deskriptif
Menggambarkan
fenomena atau kondisi di masyarakat terkait kefarmasian.
Contoh: tingkat
pengetahuan masyarakat tentang antibiotik, preferensi sediaan herbal, pengaruh
profil mahasiswa terhadap pemahaman obat.
2. Penelitian
Deskriptif Analitik
Menganalisis
hubungan antar variabel selain menggambarkan fenomena.
Contoh:
hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan penggunaan obat, pengaruh asal
sekolah terhadap pemahaman mahasiswa farmasi.
3. Penelitian Eksperimental
Menggabungkan
pengamatan dengan intervensi untuk melihat perubahan yang terjadi.
-
Pre-eksperimen: Mengukur sebelum–sesudah intervensi pada satu
kelompok (hasil kurang kuat karena tanpa pembanding).
-
Kuasi-eksperimen: Melibatkan kelompok intervensi dan kontrol tanpa
randomisasi, lebih realistis dilakukan di lapangan.
-
True eksperimen: Melibatkan randomisasi, paling valid secara
ilmiah, namun jarang dilakukan karena butuh sumber daya besar.
Contoh: “Membandingkan Efektivitas Edukasi Ceramah dan Diskusi Kelompok Kecil
dalam Meningkatkan Pengetahuan Pasien.”
Metode Penelitian dalam Farmasi Komunitas
1.
Metode Kualitatif
Menekankan pemahaman mendalam terhadap fenomena sosial melalui wawancara,
observasi, dan analisis dokumen. Hasilnya berupa deskripsi naratif yang
menggambarkan realitas sosial secara detail, bertujuan mengeksplorasi
pengalaman, perilaku, dan faktor sosial secara kontekstual.
2.
Metode Kuantitatif
Berfokus pada data yang dapat diukur secara objektif menggunakan kuesioner dan
analisis statistik (misalnya SPSS). Hasilnya disajikan dalam bentuk angka,
tabel, atau grafik, memudahkan peneliti menguji hubungan sebab-akibat antar
variabel serta menarik kesimpulan yang terukur.
Ragam Topik Penelitian di Farmasi Komunitas
Bidang farmasi
komunitas memiliki cakupan penelitian yang sangat luas, meliputi pelayanan,
kebijakan, serta manajerial farmasi. Di UIN Malang, fokus penelitian mahasiswa
sebagian besar diarahkan pada aspek pelayanan farmasi. Selain itu, terdapat
pula bidang penelitian lain yang dapat dijadikan pilihan, antara lain:
- Farmakoekonomi → membandingkan biaya dan
efektivitas terapi untuk memperoleh alternatif pengobatan yang lebih
efisien dan bermanfaat bagi pasien.
- Farmakoepidemiologi → meneliti efek
samping obat, baik obat baru maupun lama, yang dapat menimbulkan risiko
merugikan.
- Hilirisasi marketing farmasi → kajian yang
berkaitan dengan strategi pemasaran produk farmasi, sejalan dengan adanya
mata kuliah marketing farmasi.
Dengan ragam topik yang demikian, mahasiswa biasanya melibatkan
responden di luar lingkungan kampus, seperti pasien, tenaga kesehatan, maupun
masyarakat umum.
Mekanisme Pemilihan Judul Skripsi
Pemilihan judul
skripsi sangat erat kaitannya dengan keahlian dosen pembimbing. Mahasiswa
diperkenankan untuk melakukan modifikasi dari penelitian terdahulu, misalnya
melalui penggantian variabel seperti lokasi atau jenis penyakit. Namun
demikian, dosen tetap mendorong mahasiswa untuk mengangkat judul baru yang
lebih inovatif selama tetap relevan dengan lingkup farmasi komunitas Beberapa
strategi dalam menentukan judul yaitu
1.
Mengikuti Tema Penelitian Dosen Pembimbing
Hal ini mempermudah mahasiswa tetap berada dalam jalur yang sesuai dengan
keahlian dosen pembimbing sehingga membantu mahasiswa dalam proses bimbingan
2. Saran
Penelitian dari Skripsi sebelumnya
Bagian ini sering memberikan peluang ide penelitian baru yang relevan dan dapat
dikembangkan lebih lanjut. Dengan melihat kekurangan penelitian terdahulu bisa
menjadi acuan judul penelitian untuk memperbaiki kekurangan pada penelitian
sebelumnya.
3. Penyesuain
Minat Bakat
Penyesuaian dengan minat karir juga penting untuk dipertimbangkan. Misalnya,
mahasiswa yang memiliki ketertarikan di bidang industri farmasi atau pemasaran
dapat memilih topik yang mendukung arah karier tersebut. Dengan begitu, hasil
penelitian tidak hanya bermanfaat secara akademis tetapi juga memiliki nilai
praktis untuk masa depan profesional.
4.
Regulasi dan Standar Kefarmasiaan
Judul penelitian dapat berkaitan dengan beberapa regulasi yang berlaku dalam
bidang kefarmasiaan. Hal ini akan membuat penelitian menjadi relevan dan
kontribusi nyata dalam pengembangan praktik farmasi di Indonesia.
Topik yang Paling Sering Diambil
Selama ini,
topik yang paling banyak diambil mahasiswa adalah mengenai pelayanan farmasi,
khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien. Salah
satu contohnya adalah penelitian mengenai hubungan komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) dengan kepatuhan pasien diabetes. Namun kedepannya, Departemen
Farmasi Komunitas berupaya mengembangkan topik penelitian yang lebih inovatif,
sejalan dengan cakupan bidangnya, yaitu:
- Social → pelayanan farmasi.
- Behavior → perilaku apoteker maupun
pasien.
- Administration → aspek manajerial farmasi.
Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian Farmasi Komunitas
Kelebihan:
1.
Tidak memerlukan banyak aktivitas di laboratorium, sehingga lebih
fleksibel dilakukan.
2. Biaya
penelitian relatif lebih rendah dibandingkan penelitian berbasis laboratorium.
3. Instrumen
penelitian cenderung sederhana, misalnya berupa kuesioner, wawancara, atau
dokumen pendukung.
4. Topik
penelitian luas, variatif, dan aktual, termasuk yang berkaitan dengan kebijakan
kesehatan.
5. Memiliki
keterkaitan langsung dengan masyarakat karena data diperoleh melalui interaksi
lapangan.
6. Hasil
penelitian dapat memberikan rekomendasi nyata untuk peningkatan mutu pelayanan
kefarmasian di apotek, puskesmas, rumah sakit, maupun sektor industri.
7.
Berperan penting dalam melatih soft skills mahasiswa,
khususnya kemampuan komunikasi, empati, dan interaksi dengan masyarakat yang
sangat dibutuhkan dalam praktik kefarmasian.
Keterbatasan:
1.
Literatur
nasional masih terbatas sehingga mahasiswa sering perlu mencari dan menelaah
referensi internasional.
2.
Metodologi
penelitian masih didominasi oleh pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif
relatif jarang dilakukan, padahal berpotensi memberikan pemahaman yang lebih
mendalam.
3.
Terdapat
kemungkinan responden tidak memberikan jawaban yang jujur atau akurat saat
mengisi kuesioner, sehingga mempengaruhi validitas data.
4.
Penyebaran
kuesioner secara daring berisiko menimbulkan response bias karena jawaban
responden dapat berbeda dari kondisi sebenarnya.
5.
Proses
perizinan penelitian, khususnya yang melibatkan institusi pelayanan kesehatan,
sering memerlukan waktu yang cukup lama dan sulit diperkirakan.
Kuota dan Pembimbingan
Kuota bimbingan
skripsi ditentukan oleh tim skripsi fakultas, bukan oleh dosen. Jumlah kuota
disesuaikan dengan jumlah mahasiswa tiap angkatan serta ketersediaan dosen
pembimbing. Hingga saat ini, tidak pernah ada kasus mahasiswa yang tidak
memperoleh dosen pembimbing. Dalam proses perekrutan mahasiswa bimbingan, dosen
umumnya mempertimbangkan:
- Track record akademik mahasiswa
(kerajinan, ketepatan mengumpulkan tugas, dan komitmen dalam merevisi).
- Kesesuaian judul dengan bidang keilmuan
dosen serta relevansinya dengan penelitian sebelumnya.
Sumber Referensi Penelitian
Mahasiswa
sangat dianjurkan untuk tidak hanya bergantung pada penelitian dalam negeri.
Sebaiknya, jurnal internasional dijadikan rujukan utama, karena menyediakan
penelitian terbaru, lebih luas, dan berpeluang memberikan ide topik yang
inovatif.
Tips Menghadapi Skripsi
Dosen memberikan sejumlah saran praktis agar mahasiswa dapat
menjalani proses skripsi dengan baik, antara lain:
- “Skripsi terbaik adalah skripsi yang
selesai.”
- Yakinlah bahwa skripsi pasti selesai
apabila dijalani dengan konsisten.
- Sabar dan nikmati setiap proses yang
dilalui.
- Perbanyak doa, misalnya dengan membaca QS.
Al-Waqi’ah setiap selesai salat Subuh.
- Tetapkan jadwal rutin untuk menulis atau
merevisi (misalnya pukul 06.00–08.00 pagi).
- Jaga motivasi dan siapkan mental yang
kuat.
Penutup
Skripsi
merupakan tahapan penting yang tidak sekadar menjadi syarat kelulusan, tetapi
juga menjadi bukti kompetensi akademik mahasiswa. Bagi mahasiswa Farmasi UIN
Malang, khususnya di Departemen Farmasi Komunitas, kesempatan penelitian
terbuka sangat luas, mulai dari pelayanan, kebijakan, perilaku, hingga
manajerial. Dengan persiapan sejak dini, kedisiplinan, serta bimbingan yang
tepat, skripsi dapat menjadi proses pembelajaran berharga sekaligus fondasi
kuat untuk perjalanan karier di masa mendatang.
Penulis: Ainiyatul Jannah dan Windhi Aulia Putri
Hidup Mahasiswa✊
Wallahul muaafieq ilaa aqwamith tharieq
Wassalamualaikum Wr. Wb
#HMPSFHABBATUSSAUDA'
#WidigdaAskara

Komentar
Posting Komentar