Prospek Penelitian di Bidang Kimia Farmasi: Relevansi, Tantangan, dan Strategi Penyelesaian Skripsi
Prospek
Penelitian di Bidang Kimia Farmasi: Relevansi, Tantangan, dan Strategi
Penyelesaian Skripsi
Narasumber : Dr. Dewi Sinta
Megawati, M.Sc dan apt. Tanaya Jati Dharma Dewi S.Farm., M.Farm.
Gambaran Umum
Bidang
kimia farmasi merupakan salah satu cabang dari ilmu farmasi yang didasari oleh
ilmu kimia. Ilmu ini berfokus pada keterkaitan antara kimia dan farmasi
sehingga dapat menjelaskan bagaimana struktur kimia suatu senyawa memengaruhi
aktivitas biologisnya, dengan lingkup pembelajaran yang mencakup kimia dasar,
kimia organik, analisis farmasi, kimia medisinal, serta mata kuliah pilihan
seperti pengembangan obat baru. Analisis farmasi berfokus pada pengujian
kualitatif maupun kuantitatif terhadap obat maupun bahan alam, misalnya
menganalisis kadar senyawa fenolik, antioksidan, atau senyawa lain dalam
tanaman dan produk sediaan farmasi, sedangkan kimia medisinal menitikberatkan
pada penelitian yang menghubungkan struktur kimia dengan aktivitas biologis,
baik melalui pendekatan in silico maupun uji aktivitas secara
eksperimental. Walaupun jumlah peminat bidang ini relatif sedikit karena
jarangnya proyek penelitian besar dibanding bidang lain, pada kenyataannya
kimia farmasi memiliki cakupan penelitian yang luas, aplikatif, dan berperan
penting dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan serta inovasi obat.
Topik
Penelitian
Topik
penelitian di bidang kimia farmasi cukup luas dan relevan dengan kebutuhan
akademik maupun industri. Cakupannya meliputi sintesis senyawa baru, modifikasi
struktur, pengembangan metode analisis, hingga kajian kualitas dan stabilitas
sediaan obat. Sintesis dapat diarahkan untuk berbagai aktivitas biologis
seperti antikanker, antibakteri, antivirus, antihipertensi, atau antidiabet,
dengan fokus pada farmakofor atau gugus fungsi yang menentukan aktivitas
senyawa. Penelitian analisis farmasi juga mencakup pengembangan metode,
misalnya penetapan kadar parasetamol dengan HPLC, analisis kandungan kurkumin
dalam kunyit, hingga identifikasi penyalahgunaan zat berbahaya seperti pewarna
tekstil pada makanan atau kosmetik.
Salah
satu bidang yang disarankan adalah penelitian aktivitas biologis senyawa kimia.
Contohnya, penelitian Bu Sinta sebelumnya menyoroti aktivitas antikanker
turunan senyawa tiourea yang dimodifikasi secara struktural. Bidang ini penting
karena kanker, khususnya kanker payudara, masih menjadi penyebab kematian kedua
setelah penyakit jantung. Selain antikanker, mahasiswa dapat mengeksplorasi
aktivitas lain, seperti analgesik atau aktivitas farmakologis sesuai potensi
senyawanya. Untuk mahasiswa S1, penelitian umumnya terbatas pada sintesis
senyawa tunggal dan karakterisasi hasil. Instrumen yang digunakan antara lain
IR untuk identifikasi gugus fungsi, NMR untuk jumlah proton dan karbon, serta
MS untuk memastikan berat molekul.
Selain
pendekatan laboratorium, tren penelitian berbasis in silico juga
berkembang, seperti molecular docking, molecular dynamics, serta
prediksi bioavailabilitas dan toksisitas senyawa dari bahan alam. Pendekatan
ini lebih efisien karena tidak membutuhkan biaya besar atau banyak sampel,
sehingga dapat dilakukan pada tingkat S1 dengan dukungan literatur yang
memadai. Dengan kombinasi pendekatan eksperimental dan komputasi, topik
penelitian di bidang kimia farmasi tetap fleksibel sekaligus bermanfaat bagi
pengembangan ilmu maupun kebutuhan industri farmasi.
Topik Skripsi
yang Relevan di Industri Farmasi
Topik
skripsi dalam bidang kimia farmasi sangat beragam dan memiliki keterkaitan erat
dengan kebutuhan industri farmasi. Industri farmasi tidak hanya berfokus pada
produksi obat sintetik, tetapi juga mencakup penelitian di bidang kimia
farmasi, farmasi fisik, farmakologi, hingga technological development. Setiap
bidang ini membuka peluang penelitian yang dapat dikaitkan langsung dengan
kebutuhan nyata, baik dalam pengembangan sediaan, proses produksi, maupun
analisis kualitas produk. Oleh karena itu, mahasiswa dapat memilih topik sesuai
minat mereka, sekaligus tetap memiliki relevansi dengan tuntutan di dunia
industri.
Salah
satu contoh yang menonjol adalah pemanfaatan instrumen analisis seperti High
Performance Liquid Chromatography (HPLC). Instrumen ini tidak hanya
digunakan untuk analisis obat sintetik, tetapi juga banyak dikembangkan untuk
sediaan herbal yang kini semakin diminati. Relevansinya di industri farmasi
terletak pada dua aspek utama, yaitu quality control dan research and
development (R&D). Dalam quality control, penelitian dapat
difokuskan pada analisis kualitas serta stabilitas sediaan obat, yang penting untuk
menjamin keamanan dan efektivitas produk farmasi. Sementara itu, di bidang
R&D, mahasiswa dapat mengeksplorasi pengembangan metode analisis maupun
formulasi sediaan baru.
Selain
itu, pengembangan metode analisis yang lebih optimal juga menjadi tema skripsi
yang sangat relevan. Contohnya adalah penelitian mengenai kalibrasi metode
kadar obat dalam berbagai bentuk sediaan farmasi. Saat ini, tidak semua sediaan
memiliki metode analisis yang sesuai standar, sehingga diperlukan penelitian
untuk memperbaiki atau memvalidasi metode yang ada. Ketepatan analisis kadar
zat aktif menjadi hal krusial karena sangat memengaruhi kualitas obat. Di sisi
lain, pemilihan pelarut dalam proses analisis juga perlu diperhatikan, baik
dari segi keamanan maupun regulasi industri. Dengan demikian, penelitian yang
berfokus pada optimasi metode analisis dan penggunaan pelarut yang tepat tidak
hanya memberi manfaat akademis, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi
peningkatan mutu, keamanan, serta inovasi produk farmasi di industri.
Tahapan
Penelitian
Tahapan
penelitian di bidang kimia farmasi pada dasarnya dimulai dari identifikasi
masalah yang disusun berdasarkan studi literatur, kemudian dirumuskan menjadi
rumusan masalah yang jelas disertai tujuan dan hipotesis. Dari sisi
administratif, tahap awal biasanya ditandai dengan penentuan tema yang diajukan
di awal semester melalui diskusi dengan dosen pembimbing, lalu didaftarkan
sebagai judul tugas akhir yang masih dapat direvisi sesuai perkembangan
penelitian. Pada tahap penyusunan, Bab I harus memuat dasar yang kuat, mencakup
urgensi dan kebaruan penelitian, misalnya analisis kosmetik online yang
didasari alasan regulasi atau keamanan penggunaan bahan aktif.
Setelah
latar belakang dan masalah terumuskan, metode penelitian dirancang secara
sistematis berdasarkan standar resmi, seperti yang tercantum dalam farmakope.
Instrumen dan parameter penelitian kemudian ditetapkan, mulai dari jenis
sampel, metode analisis (spektrofotometri, HPLC, titrasi), hingga parameter
pengukuran. Pada penelitian kimia medisinal berbasis in silico, tahapan
meliputi pencarian data dari jurnal atau database terbaru, penyaringan
berdasarkan sifat fisikokimia, prediksi bioavailabilitas dan toksisitas, lalu
dilanjutkan dengan simulasi interaksi senyawa terhadap protein target melalui molecular
docking. Tahap berikutnya adalah pelaksanaan eksperimen di laboratorium
sesuai rancangan, dilanjutkan dengan analisis data, validasi, serta penarikan
kesimpulan. Jika metode yang digunakan belum sesuai, dilakukan optimasi
berdasarkan referensi agar hasil penelitian lebih valid. Pada akhirnya, hasil
penelitian dapat disusun dalam bentuk laporan tugas akhir, artikel ilmiah, atau
dipresentasikan dalam prosiding seminar untuk diseminasi lebih luas.
Kelebihan dan
Kekurangan (Tantangan)
Kelebihan
- Cakupan luas dan fleksibel (kimia
medisinal, analisis farmasi, formulasi sediaan).
- Topik penelitian bisa disesuaikan dengan
minat mahasiswa dan kebutuhan industri.
- Analisis farmasi dekat dengan kehidupan
sehari-hari (obat generik, kosmetik, herbal).
- Pendekatan in silico lebih hemat
biaya, waktu, dan sampel.
- Jumlah peminat sedikit sehingga beban
bimbingan tidak terlalu berat.
- Fasilitas penelitian cukup memadai (HPLC,
UV-Vis; instrumen lain bisa diakses melalui kerja sama).
- Jika fasilitas terbatas, masih bisa
menggunakan metode konvensional.
Kekurangan /
Tantangan
- Banyak mahasiswa merasa takut karena
menganggap bidang ini sulit.
- Penelitian sintesis dan uji aktivitas
membutuhkan biaya tinggi, waktu panjang, dan ketekunan ekstra.
- Penelitian bahan alam memerlukan sampel
beragam dan proses ekstraksi yang kompleks.
- Butuh literatur yang kuat serta metode
analisis yang akurat.
- Terbatasnya fasilitas instrumen canggih
(misalnya NMR, MS).
- Hasil percobaan sering tidak berhasil pada
percobaan pertama.
Tips Penelitian
atau Skripsi
Salah
satu kunci utama dalam pengerjaan skripsi yang baik dan efisien adalah
persiapan sejak dini, idealnya dimulai sejak semester lima bersamaan dengan
mata kuliah Metodologi Penelitian. Pada tahap ini, mahasiswa tidak hanya
memikirkan topik, tetapi juga mulai menyusun proposal sederhana. Diskusi
terbuka dengan dosen pembimbing sangat dianjurkan agar tema yang dipilih sesuai
minat sekaligus realistis dengan fasilitas dan sumber daya yang tersedia. Minat
yang kuat akan membantu mahasiswa lebih konsisten, sementara kesesuaian topik
dengan kondisi lapangan akan mempercepat proses penelitian.
Pemilihan
topik sebaiknya mempertimbangkan urgensi, kebaruan, serta relevansi dengan
kebutuhan masyarakat maupun industri farmasi. Contohnya, penelitian analisis
farmasi pada obat atau kosmetik online yang belum jelas legalitasnya, atau
topik kimia medisinal berbasis in silico. Untuk bidang kimia medisinal,
penguasaan dasar kimia organik, kimia dasar, sifat fisikokimia, serta pemahaman
interaksi senyawa dengan protein sangat penting. Setelah topik ditentukan,
langkah berikutnya adalah melakukan studi literatur secara mendalam untuk
memahami masalah penelitian sekaligus mencari dasar ilmiah yang relevan. Studi
literatur ini menjadi landasan dalam menyusun latar belakang, merumuskan
masalah, menetapkan tujuan, hingga menyusun hipotesis.
Metodologi
penelitian kemudian dirancang secara sistematis berdasarkan standar resmi,
dengan memperhatikan pemilihan instrumen dan prosedur yang sesuai. Jika
terdapat keterbatasan alat atau bahan, mahasiswa dianjurkan mencari alternatif
yang valid, misalnya menggunakan metode konvensional. Penting juga untuk
memanfaatkan tugas Metodologi Penelitian sebagai dasar penyusunan skripsi,
sehingga ketika memasuki semester akhir mahasiswa hanya perlu melakukan revisi
kecil sebelum maju seminar proposal. Dengan strategi ini, pengerjaan skripsi
menjadi lebih efisien, bahkan seminar proposal bisa dilaksanakan lebih cepat,
misalnya sebelum UAS semester enam.
Selain
aspek teknis, mahasiswa perlu memperkuat dasar teori terutama di Bab I dengan
referensi terbaru dari jurnal maupun database ilmiah, serta tetap terbuka
terhadap masukan dari dosen pembimbing. Konsultasi sejak awal akan membantu
memastikan bahwa arah penelitian sesuai bidang keahlian pembimbing dan
realistis untuk dikerjakan. Pada akhirnya, disiplin, tanggung jawab, dan
konsistensi menjadi faktor penting yang mendukung keberhasilan. Lebih dari
sekadar tugas akademik, skripsi juga merupakan proses pendewasaan yang melatih
kemandirian, ketekunan, serta kemampuan manajemen waktu mahasiswa.
Kuota Bimbingan
dan Kriteria Mahasiswa Bimbingan
a)
Kuota Bimbingan dan Kriteria Mahasiswa Bimbingan Bu Sinta
Kuota
bimbingan dibatasi hanya dua mahasiswa. Jumlah ini juga dipandang cukup karena
masih ada banyak dosen lain yang membuka bimbingan. Terkait kriteria, tidak ada
persyaratan khusus selain mahasiswa harus memiliki kemauan belajar, rajin, dan
disiplin.
b)
Kuota Bimbingan dan Kriteria Mahasiswa Bimbingan Bu Tanaya
Kuota
bimbingan dari Bu Tanaya berkisar antara 6-8 mahasiswa. Dalam memilih mahasiswa
bimbingan, salah satu pertimbangan utama adalah pemahaman dasar kimia, baik
teori maupun praktik laboratorium, mengingat penelitian kimia farmasi erat
kaitannya dengan sintesis, analisis, dan karakterisasi senyawa. Selain aspek
akademik, mahasiswa yang berminat di bidang ini juga diharapkan memiliki minat
kuat terhadap kimia dan pengembangan obat. Penelitian di bidang ini memang
menuntut biaya lebih besar, penggunaan instrumen laboratorium, serta tahapan
yang cukup kompleks. Namun, keberhasilan tidak ditentukan hanya dari kemampuan
awal, melainkan lebih pada kesungguhan, konsistensi, motivasi, dan kesiapan
bekerja mandiri dengan dasar literatur yang kuat.
Mekanisme
Perekrutan
a)
Mekanisme Perekrutan Bu Sinta
Mekanisme
perekrutan mahasiswa yang ingin dibimbing dalam bidang Kimia Farmasi pada
dasarnya cukup terbuka. Mahasiswa yang memiliki kemauan untuk belajar dan
menunjukkan kedisiplinan dapat diterima untuk dibimbing. Namun, penting bagi
mahasiswa untuk konsisten, tidak sering menghilang, dan apabila menemui kendala
dalam mata kuliah atau penelitian, mereka dianjurkan segera berdiskusi dengan
dosen pembimbing untuk mengetahui aspek yang perlu diperbaiki. Secara teknis,
proses perekrutan mulai berjalan pada semester lima atau enam, ketika tim tugas
akhir menyebarkan formulir kepada mahasiswa. Formulir ini berisi isian topik
penelitian, judul yang direncanakan, serta usulan pembimbing satu dan
pembimbing dua. Meskipun mahasiswa dapat menyarankan dosen pembimbing,
keputusan akhir tetap mempertimbangkan kecocokan topik dengan bidang keahlian
dosen serta batas maksimum jumlah mahasiswa yang bisa dibimbing oleh
masing-masing dosen. Karena adanya kuota, tidak semua mahasiswa dapat langsung
dibimbing oleh dosen yang mereka pilih. Dalam hal ini, tim tugas akhir yang
saat ini diketuai oleh Bu Ria akan menyesuaikan pembagian bimbingan agar merata
dan sesuai dengan kompetensi dosen.
b)
Mekanisme Perekrutan Bu Tanaya
Proses
perekrutan mahasiswa dalam bidang ini umumnya dilakukan dengan mempertimbangkan
kecocokan antara topik penelitian dengan minat serta kemampuan mahasiswa.
Mekanisme ini berlangsung secara fleksibel, karena mahasiswa dapat menyesuaikan
pilihan sesuai bidang yang diminati. Namun, ada pula kemungkinan perubahan
topik atau perpindahan bidang jika mahasiswa merasa tidak mampu melanjutkan
penelitian di jalur yang sebelumnya dipilih. Hal ini menekankan pentingnya
keterbukaan komunikasi sejak awal agar kesesuaian bidang dapat terjaga.
Selain itu,
perekrutan biasanya dilakukan dalam periode tertentu, misalnya pada semester
akhir tahun seperti Oktober hingga Desember. Pada tahap ini, mahasiswa yang
berminat akan dicek terlebih dahulu kesiapannya, baik dari segi literatur,
ketekunan, maupun keterlibatan aktif dalam diskusi. Faktor kedisiplinan dan
konsistensi menjadi pertimbangan penting, karena mahasiswa yang kurang aktif
atau tidak komunikatif cenderung kesulitan menyelesaikan penelitian dengan
baik. Dengan demikian, mekanisme perekrutan tidak hanya soal kuota, tetapi juga
seleksi alamiah berdasarkan keseriusan mahasiswa dalam menjalani proses
penelitian.
Skripsi yang
Baik
a)
Skripsi yang Baik Menurut Bu Sinta
Skripsi
yang baik adalah skripsi yang dapat diselesaikan hingga akhir, meskipun hasil
penelitian tidak selalu sesuai dengan hipotesis awal. Skripsi tidak harus
berhasil terkadang hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis dan teori
yang ada. Sehingga perlu dibahas bagaimana ketidakberhasilan itu dapat terjadi.
b)
Skripsi yang Baik Bu Tanaya
Menurut
Bu Tanaya, skripsi yang baik adalah skripsi yang memiliki parameter penelitian
yang jelas sejak awal. Mahasiswa dan dosen pembimbing perlu memiliki
keterbukaan dalam menentukan target penelitian, meskipun parameter bisa
disesuaikan atau dikurangi jika tidak memungkinkan. Fleksibilitas ini penting
agar penelitian tetap realistis dan dapat diselesaikan tepat waktu. Selain itu,
skripsi yang baik harus memiliki alur penelitian yang runtut, misalnya
penelitian formulasi tidak hanya berhenti pada tahap pembuatan, tetapi juga
mencakup evaluasi formulasi dan uji fisik yang relevan. Kejelasan metode,
konsistensi data, serta kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan proses penelitian
juga menjadi tolok ukur utama. Dengan demikian, keberhasilan skripsi bukan ditentukan
oleh banyaknya parameter, tetapi oleh ketepatan perencanaan, komunikasi yang
baik, dan kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian.
Penulis : Nadya Salsabila Setiawan
Hidup Mahasiswa✊
Wallahul muaafieq ilaa
aqwamith tharieq
Wassalamualaikum Wr. Wb
#HMPSFHABBATUSSAUDA'
#WidigdaAskara

Komentar
Posting Komentar